SEKILAS TENTANG TAHU DAN BAHAN SERTA PROSES PEBUATANNYA
Tahu
merupakan salah satu makanan tradisional yang populer. Selain rasanya enak,
harganya murah dan nilai gizinya pun tinggi. Bahan makanan ini diolah dari
kacang kedelai. Meskipun berharga murah dan bentuknya sederhana, ternyata tahu
mempunyai mutu yang istimewa dilihat dari segi gizi. Hasil-hasil studi
menunjukkan bahwa tahu kaya protein bermutu tinggi, tinggi sifat komplementasi
proteinnya, ideal untuk makanan diet, rendah kandungan lemak jenuh dan bebas
kholesterol, kaya mineral dan vitamin
Bahan baku yang digunakan
dalam pembuatan tahu adalah:
·
Kedelai
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan
tahu. Kedelai yang digunakan adalah kedelai jenis Bola I.
·
Air
Hampir semua tahapan dalam pembuatan tahu
membutuhkan air dari proses perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan, dan
perendaman tahu yang sudah jadi sehingga dibutuhkan air dalam jumlah banyak.
Air yang digunakan di berasal dari air tanah atau air artesis.
·
Asam
Cuka
Asam Cuka berfungsi untuk mengedapkan atau
memisahkan air dengan konsentrat tahu. Asam cuka mengandung cuka dan garam
sehingga bersifat asam. Asam cuka yang digunakan diperoleh dari pabrik tahu
lain dan dapat digunakan secara berulang-ulang.
Proses pembuatan tahu
terdiri beberapa tahap yaitu:
·
Perendaman
Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam
dalam sebuah bak perendam yang dibuat dari semen. Langkah pertama adalah
memasukan kedelai ke dalam karung plastik kemudian diikat dan direndam selama
kurang lebih 3 jam (untuk 1 karung berisi 15 kg biji kedelai). Jumlah air yang
dibutuhkan tergantung dari jumlah kedelai, intinya kedelai harus terendam
semua. Tujuan dari tahapan perendaman ini adalah untuk mempermudah proses
penggilingan sehingga dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu,
perendaman juga dapat membantu mengurangi jumlah zat antigizi (Antitripsin)
yang ada pada kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai ini dapat mengurangi
daya cerna protein pada produk tahu sehingga perlu diturunkan kadarnya.
·
Pencucian kedelai
Proses pencucian merupakan proses lanjutan
setelah perendaman. Sebelum dilakukan proses pencucian, kedelai yang di dalam
karung dikeluarkan dari bak pencucian, dibuka, dan dimasukan ke dalam
ember-ember plastik untuk kemudian dicuci dengan air mengalir. Tujuan dari
tahapan pencucian ini adalah membersihkan biji-biji kedelai dari
kotoran-kotoran supaya tidak mengganggu proses penggilingan dan agar
kotoran-kotoran tidak tercampur ke dalam adonan tahu. Setelah selesai proses
pencucian, kedelai ditiriskan dalam saringan bambu berukuran besar.
·
Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan
menggunakan mesin penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari motor
lisrik. Tujuan penggilingan yaitu untuk memperoleh bubur kedelai yang kemudian
dimasak sampai mendidih. Saat proses penggilingan sebaiknya dialiri air untuk
didapatkan kekentalan bubur yang diinginkan.
·
Perebusan/Pemasakan
Proses perebusan ini dilakukan di sebuah bak
berbentuk bundar yang dibuat dari semen yang di bagian bawahnya terdapat pemanas
uap. Uap panas berasal dari ketel uap yang ada di bagian belakang lokasi proses
pembuatan tahu yang dialirkan melalui pipa besi. Bahan bakar yang digunakan
sebagai sumber panas adalah kayu bakar yang diperoleh dari sisa-sisa
pembangunan rumah. Tujuan perebusan adalah untuk mendenaturasi protein dari
kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir
perebusan ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya
larutan/bubur kedelai. Kapasitas bak perebusan adalah sekitar 7.5 kg kedelai.
·
Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental,
dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses
penyaringan ini adalah memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur
kedelai dengan filtrat yang diinginkan. Pada proses penyaringan ini bubur
kedelai yang telah mendidih dan sedikit mengental, selanjutnya dialirkan
melalui kran yang ada di bagian bawah bak pemanas. Bubur tersebut dialirkan
melewati kain saring yang ada diatas bak penampung.
Setelah seluruh bubur yang ada di bak pemanas
habis lalu dimulai proses penyaringan. Saat penyaringan secara terus-menerus
dilakukan penambahan air dengan cara menuangkan pada bagian tepi saringan agar
tidak ada padatan yang tersisa di saringan. Penuangan air diakhiri ketika
filtrat yang dihasilkan sudah mencukupi. Kemudian saringan yang berisi ampas
diperas sampai benar-benar kering. Ampas hasil penyaringan disebut ampas
yang kering, ampas tersebut dipindahkan ke dalam karung. Ampas tersebut dimanfaatkan
untuk makanan ternak ataupun dijual untuk bahan dasar pembuatan tempe
gembus/bongkrek.
·
Pengendapan dan Penambahan Asam Cuka
Dari proses penyaringan
diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian akan diproses lebih lanjut.
Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu.
Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu
sehingga terjadi pemisahan antara whey dengan gumpalan tahu.
Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas (whey)
dan lapisan bawah (filtrat/endapan tahu). Endapan tersebut terjadi karena
adanya koagulasi protein yang disebabkan adanya reaksi antara protein dan asam
yang ditambahkan. Endapan tersebut yang merupakan bahan utama yang akan dicetak
menjadi tahu. Lapisan atas (whey) yang berupa limbah cair merupakan
bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata De Soya.
·
Pencetakan dan Pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan
tahap akhir pembuatan tahu. Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu
berukuran 70x70cm yang diberi lubang berukuran kecil di sekelilingnya. Lubang
tersebut bertujuan untuk memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum
proses pencetakan yang harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis di
permukaan cetakan. Setelah itu, endapan yang telah dihasilkan pada tahap
sebelumnya dipindahkan dengan menggunakan alat semacam wajan secara
pelan-pelan. Selanjutnya kain saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu
yang berukuran hampir sama dengan cetakan di bagian atasnya. Setelah itu,
bagian atas cetakan diberi beban untuk membantu mempercepat proses pengepresan
tahu. Waktu untuk proses pengepresan ini tidak ditentukan secara tepat, pemilik
mitra hanya memperkirakan dan membuka kain saring pada waktu tertentu. Pemilik
mempunyai parameter bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu
tersebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang.
·
Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang
sudah jadi dikeluarkan dari cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian
membuka kain saring yang melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam
bak yang berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu
terlebih dahulu dipotong sesuai ukuran. Pemotongan dilakukan di dalam air dan
dilakukan secara cepat agar tahu tidak hancur.